Manusia Sebagai Mahkluk Peneliti
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama mari kita panjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga saya bisa
menyelesaikan resume ini. Dan tak lupa kita mengucapkan shalawat dan salam atas
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke jalan yang di
ridhai Allah SWT.
Pada
hari ini saya akan menjelaskan tentang manusia sebagai mahkluk peneliti. Manusia
sebagai makhluk peneliti merupakan suatu hal yang manusiawi, karena pada
dasarnya manusia memiliki keingintahuan yang sangat kuat sehingga menjadikannya
sebagai makhluk yang selalu ingin mencari tahu. Dalam surah Al-Alaq ayat 5 dan
6 ditegaskan kepada manusia untuk membaca, memeriksa, meneliti, menjelaskan,
serta menguraikan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari. Dan semua kegiatan yang
kita lakukan atau kerjakan haruslah diawali dengan membaca Basmallah. Karena
dengan menyebut nama Allah, semua hal positif yang kita kerjakan akan bernilai
dihadapan Allah. Dan apabila semua tidak diawali dengan menyebut nama Allah,
maka sia-sia lah pekerjaan itu.
Dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia (apa
yang tidak diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah,
menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq
96:5)
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui
batas, (Al-'Alaq 96:6)
Tetapi Allah juga menegaskan bahwa ilmu yang diturunkan
kepada manusia adalah sebagian kecil dari ilmu yang dimiliki Allah. Ilmu Allah
diibaratkan bagaikan ilmu yang jika ditulis dengan tujuh samudra di bumi ini
sebagai tinta, dan ranting-ranting di seluruh dunia sebagai penanya, maka itu
tidaklah cukup untuk menulis ilmu yang Allah miliki. Sehingga, salah apabila
meyakini AlQuran sebagai isi dari seluruh ilmu Allah. Tetapi AlQuran merupakan
isi dari sebagian kecil ilmu yang Allah turunkan atau Allah karuniakan kepada
manusia
Semua penelitian sudah tercantum
dalam kitab suci Al-Qur'an. Manusia banyak yang meneliti kitab suci Al-Qur'an
untuk dapat mengetahui fenomena alam. Fakta ilmiah yang tertuang dalam
Al-Qur’an dalam beberapa abad terakhir telah terbukti kebenarannya. Para ilmuan
menemukan beberapa hasil penelitian yang ternyata telah tertulis dalam kitab
suci umat muslim ini.
Bagi umat
muslim, Al-Qur’an dianggap sebagai penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya.
Salah satu keajaiban al-Qur’an adalah terpeliharanya keaslian isi. Al-Qur’an
tidak berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan
(14 abad yang lalu) hingga saat ini, dan bahkan mungkin sampai hari kiamat
nanti.
Sekian penjelasan dari saya,
semoga apa yang saya jelaskan tadi bermanfaat bagi anda. Terima kasih telah
berkunjung.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Komentar
Posting Komentar